Dzikir malam dan doa di malam Lailatul Qadar – Malam lailatul qadar adalah malam yang dianggap paling banyak syafaat di bulan Ramadhan. Umat muslim dianjurkan untuk melakukan ibadah itikaf atau berdiam diri di masjid dan rumah.
Selama menunaikannya, dianjurkan untuk membaca doa dan dzikir saat itikaf untuk meraih keberkahan, kemuliaan, dan keridaan Allah SWT. Di malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini, umat muslim yang berdoa pasti akan dikabulkan sang Allah SWT dan diampuni dosa-dosanya.
Umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak dzikir saat itikaf seperti istighfar (mohon ampunan), tasbih (mengucapkan kalimat suci), tahmid (memuji Allah), takbir (mengagungkan Allah), dan dzikir lainnya.
Doa-doa dan dzikir ini mengandung makna yang dalam, mengingatkan umat Muslim tentang kebesaran Allah SWT dan memohon ampunan serta berkat-Nya. Berikut lebih mendalam tentang doa dan dzikir saat itikaf di malam Lailatul Qadar melansir dari berbagai sumber
Bacaan Dzikir Malam Lailatul Qadar
Ada beberapa dzikir yang dapat dibaca ketika malam Lailatul Qadar, tepatnya setelah melakukan salat Lailatul Qadar. Dikutip dari Buku Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplit karya Ibnu Watiniyah,
Bacaan dzikir berikut dapat dibaca setelah salam.
1. أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِئ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدِ الظَّالِمِيْنَ لَا يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا وَلَا مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَّلَا نُشُورًا
Arab Latin:
“Astaghfirullâhal ‘adzhîm, alladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qayyûm wa atûbû ilaihi taubata ‘abdidzh dzhâlimîna lâ yamliku linafsihi dharraw wala naf’aw walâ mautaw wa lâ hayyâtaw wa lâ nusyûrâ.” (3 kali)
artinya:
“Hamba memohon ampun pada Allah yang Maha Agung, hamba bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan hanya Allah yang Mahahidup dan Mahamandiri dan hamba bertobat kepada-Nya, selaku tobat seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya untuk berbuat mudarat dan manfaat untuk mati, hidup, maupun bangkit nanti.”
2. أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ مِنْ كُلِّ ذَنْبِ الْعَظِيْمِ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لَنَا مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمِ
Arab Latin:
“Astaghfirullâhal ‘adzhim, min kulli dzanbil ‘adzhîm lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta faghfir lanâ maghfiratan min ‘indika warhamnâ innaka antal ghafûrurrahîm.” (3 kali)
artinya: “aku meminta ampun kepada Allah yang Maha Agung dari semua dosa yang besar, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali engkau; maka berilah ampunan kepada kami ampunan dari sisi-Mu dan berilah kasih kepada kami. sungguh Engkaulah sang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”
3. أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ
Arab Latin:
“Astaghfirullâhal ‘adzhîm.” (70 kali)
artinya: “aku memohon kepada Allah yang Maha Agung.”
Baca juga : 10 Rekomendasi Al-Quran Terjemahan dan Tajwid Lengkap
4. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ حَقٌّ دَابِمُ لَا يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرُ.
Arab Latin:
“Lâ ilâha illallah, wahdahu lâ syarîka lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa hayyun da’imun lâ yamûtu biyadihil khair, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadir.” (11, 33, atau 200 kali)
artinya: “Tiada tuhan selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. dia yang menghidupkan dan mematikan. dia yang hidup abadi dan tidak akan pernah mati. di tangan-Nya segala kebajikan dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
5. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيْمِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ.
Arab Latin:
“Subhannallah wa bihamdihi, subhânallâhil ‘adzîm, astaghfirullâh.” (11, 33, 101, atau 200 kali)
artinya: “Maha suci Allah dengan segala puji bagi-Nya. Maha suci Allah yang Maha Agung. aku memohon ampun kepada Allah.”
6. سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكبَرُ
Arab Latin:
“Subhanallah wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu besar .” (3 kali)
artinya: “Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, dan tiada tuhan selain Allah, Allah Maha besar.”
7. اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا. يَا كَرِيْمُ.
Arab latin:
“Allahumma innaka ‘afuwwun karîm, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annâ. Yâ karîm.” (33 kali)
artinya: “Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pemaaf, mencintai orang yang suka memaafkan, maka maafkanlah kami.”
8. رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَى
Arab Latin:
“Rabbighfir li wahrhamnî wa tub ‘alayya. (7, 17, 70, atau 100 kali)
artinya: “Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasih sayangilah aku , dan terimalah tobatku.”
9. اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِلْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.
Arab Latin:
“Allahumma anta rabbî lâ ilâha illâ anta khalaqtanî wa anâ ‘abduka wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu abû’u laka bini’matika ‘alayya wa abû’u bidzanbî faghfir li fa innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.” (7, 11, atau 33 kali)
artinya:
“Ya Allah, Engkaulah tuhan kami, tiada tuhan melainkan engkau yang telah menciptakan aku, dan akulah hamba-Mu. dan aku pun dalam ketentuan serta janji- Mu yang sedapat mungkin aku lakukan. aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang telah aku lakukan. Aku mengakui nikmat-Mu yang engkau limpahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab tiada yang dapat memberi ampunan kecuali engkau sendiri.”
Di samping itu, Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqih Islam Wa Adillatuhu mengatakan, disun menghidupkan malam sepuluh terakhir bulan Ramadan dengan memperbanyak membaca istigfar dengan membaca sayyidul istigfar.
Berikut bacaan doa Sayyidul Istighfar sebagaimana diriwayatkan pada hadits Bukhari
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Arab Latin :
“Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta”
Artinya:
“Hai Tuhanku, engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain engkau. engkau yang menciptakanku. aku adalah hamba-Mu. aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. sungguh tiada yang mengampuni dosa selain engkau.” (HR Bukhari)
Selain membaca dzikir di atas, muslim juga dapat mengamalkan doa malam Lailatul Qadar sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW. Bacaan doa yang dimaksud adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Arab Latin:
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii”
artinya: “Yaa Allah, sesungguhnya engkau adalah Dzat yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku.”
Doa saat itikaf di malam Lailatul Qadar adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk meraih keberkahannya. Di momen yang lebih baik daripada 1000 bulan ini, umat muslim yang berdoa pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Seperti yang diriwayatkan dalam hadis Ibnu Majah, “dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah menjelaskan berkaitan dengan orang yang beritikaf:
“ia berdiam diri dari dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan.”
Orang yang melakukan Itikaf dianjurkan untuk mengucapkan status itikaf apakah fardu karena dinazarkan atau sunnah. Ini syaratnya:
-Beragama Islam
-Berakal sehat
-Bebas dari hadas besar
Itikaf merupakan ibadah yang mengharuskan seseorang untuk berdiam diri di masjid atau rumah, semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Rasulullah SAW menunaikannya di 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Ketika beritikaf, umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak bacaan doa, seperti salah satunya doa itikaf. Ini doa itikaf yang diiriwayatkan oleh Imam Bukhari:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
Allahumma inni AS’aluka ridhaaka wal jannah, wa a’udzu bika min sakhatika wan naar
artinya: “Ya Allah, aku memohon ridha-Mu dan surga-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan api neraka.”
Itikaf adalah ibadah yang bukan hanya sekadar berdiam diri di masjid atau rumah, tetapi juga mencakup berbagai macam aktivitas ibadah, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, dan melakukan shalat sunnah.
Demikianlah doa dan dzikir yang bisa kamu lakukan saat beriktikaf di masjid maupun di rumah. semoga bermanfaat!