Mahfuzhat (Best Seller) Kumpulan Kata Mutiara Islam-Arab yang Diajarkan di Pondok Pesantren dan Madrasah
Penyusun : Tim Rene Islam
Ukuran : 13 x 19 cm
Berat : 375 gram
Cetakan : Februari 2020
ISBN : 978-602-1201-88-6
Penerbit : Rene Islam
Buku MAHFUZHAT (BEST SELLER) – semenjak dulu kala, orang-orang Arab dikenal luas sebagai bangsa yg gemar bersyair dan menghafal kata-kata indah penuh makna. Hal ini menjadi tradisi turun-temurun sampai kini . kata-kata indah itu seperti berserakan bak mutiara yg terbuang. buku ini mencoba mengumpulkan seluruh kata mutiara penuh pesan tersirat itu dalam satu kumpulan kata yang dikenal luas dengan sebutan “mahfuzhat” (kata-kata yg dihafalkan.
dari ucapan para ulama hingga kata-kata tidak bertuan, mahfuzhat kini sudah menjadi obor penyemangat yang menginspirasi banyak umat manusia buat lebih baik dan bijak. Terdiri lebih dari 2000 entri kata hikmah, buku ini sudah lama dipelajari dan diajarkan di kalangan pesantren serta rakyat awam. referensi wajib bagi Anda yang ingin mendalami bahasa Arab sekaligus belajar kebijksanaan hidup.
Mahfuzhat adalah istilah pada tradisi literatur pada pesantren buat menyebut kalimat-kalimat indah yg berisi kata-kata mutiara, pesan yang tersirat serta falsafah hidup. Ditulis dalam teks Arab, Buku Mahfuzhat terseleksi dari berbagai petuah Rasulullah saw., para sahabat, ulama’ salaf, sufi dan penyair, dan kata-kata nasihat yang bersifat anonim.
dalam tradisi pendidikan dan mata pelajaran pada pesantren, Mahfuzhat artinya suatu mata pelajaran khusus yg sangat spesial . Setiap hari seseorang siswa diwajibkan menghafal teks Mahfuzhat sesuai tingkatan kelasnya. namun tidak hanya menghafal, setiap murid juga didorong serta diuji buat meresapi setiap entri Mahfuzhat yang dia terima.
Tahukah Anda mantra sakti “Man Jadda Wajada” (barang siapa bersungguh-sungguh pasti dia berhasil) yg dipopulerkan Ahmad Fuadi pada novel maupun film Negeri 5 Menara itu? Nah, inilah buku rujukannya! Man Jadda Wajada hanya salah satu asal kata-kata sakti pembangkit motivasi yang bisa anda dapatkan pada buku ini.
Dilengkapi dengan tips menghafal, meresapi serta menghafal Mahfuzhat, buku ini menyajikan lebih banyak kata-kata sakti lainnya. Sangat direkomendasikan untuk Anda yang ingin membekali diri serta keluarga Anda dengan Falsafah hidup guna ingin membekali dirinya menjadi insan-insan yang berkarakter, berkepribadian diri kuat, kreatif serta berintegritas.
banyak pesantren di Indonesia yg menetapkan mahfuzhat sebagai mata pelajaran. Alhasil, para murid atau santri diwajibkan untuk menghafal untaian kalimat-kalimat indah, sebagaimana terhimpun dalam kitab-kitab mahfuzhat terpilih. Tentu, kewajiban itu seturut menggunakan level mereka masing-masing. semakin tinggi levelnya, maka mereka diharuskan untuk membaca, menghafal, serta tahu mahfuzhat yg kian pada kandungan filosofisnya.
Lebih lanjut, mayoritas mahfuzhat berisi kalimat-kalimat yang ritmis sehingga mudah dihafal. Maka, banyak juga syair atau puisi berbahasa Arab yg dinukil buku-buku mahfuzhat. seluruh itu tidak melulu buah tangan para penyair. ada jua yang ialah hasil karya ulama-ulama besar . karena, banyak ulama yang memiliki kemampuan sastrawi.
dalam hal ini, salah satu buku yg bisa menjadi acuan ialah Mahfuzhat: kumpulan kata-kata mutiara Islam-Arab yang Diajarkan pada Pondok Pesantren serta Madrasah (2020). buku yg disusun serta diterbitkan Rene Islam itu sangat membantu para pembelajar yg tertarik mengenal atau mendalami genre mahfuzhat. Bagi orang biasa, kitab yg terdiri atas 372 laman ini bisa menjadi teman duduk buat mengisi ketika luang. Ditulis menggunakan bahasa Indonesia, karya tersebut tentunya dapat dibaca siapa saja.
Konten Buku MAHFUZHAT
dalam prolog buku ini dijelaskan bahwa mahfuzhat artinya sebutan buat serangkaian ungkapan bijak bahasa Arab yang bersumber asal tokoh-tokoh terkemuka. Mereka bisa berasal dari berbagai latar belakang. Sebut saja, para ahli hikmah, ulama, kaum bijak bestari, penyair, sufi, serta teman Nabi SAW.
Tim Rene Islam menjelaskan, buku kumpulan kata-kata mutiara ini ditulis atas sehabis mengamati sistem pengajaran pada pesantren-pesantren. Menurutnya, buku mahfuzhat selama ini menjadi metode yg efektif dalam mengajarkan akhlak serta adab. Para santri pun terbiasa menghafalkata-kata mutiara, gaya bahasa serta susunan-susunan kalimat bahasa Arab yang indah. Tiap bait mahfuzhat pun menyampaikan asupan gizi rohaniah yang baik kepada jiwa mereka.
salah satu contoh Buku mahfuzhat yg cukup populer diajarkan di pesantren merupakan kalimat “Man jadda wajada.” artinya, “Siapa yg sungguh-sungguh, absolut akan berhasil. ketika akan masuk pesantren, kalimat inilah yg biasa ditanamkan kepada para santri agar serius pada belajar sebagai akibatnya kelak mereka bisa mencapai kesuksesan.
Sebelum menyelami aneka macam mahfuzhat, di awal buku ini juga dijelaskan cara menyelidiki serta mengajarkannya. Setidaknya, terdapat dua kondisi yg diharapkan buat mempelajari mahfuzhat. Pertama, kemampuan berbahasa Arab, sekurang-kurangnya secara tulisan. Barulah lalu, menciptakan kemauan buat menghafalnya. di akhirnya, pemaknaan atas tiap teks mahfuzhat mendorong seseorang untuk berubah menuju keadaan yang lebih baik.
Pembahasan buku kumpulan kata-kata mutiara Arab-Islam ini terdiri atas tiga bagian. Pertama, ribuan entri mahfuzhat yg disusun secara alfabetis, yakni sesuai huruf hijaiyah. di bagian ini, kitab tersebut tampak menunjukkan sifat ensiklopedisnya.
Bagian ke 2 berisi ratusan konten mahfuzhat yang terinspirasi dari ayat-ayat Alquran, hadis-hadis, dan bait-bait nasihat kaum ulama. Semuanya disusun secara tematik. menjadi contoh, satu mahfuzhat dari hadis Rasulullah SAW, yakni kasus kesopanan pada bertutur istilah. beliau bersabda, “Barangsiapa yang bertutur istilah cantik, maka beliau akan mulia dan barangsiapa memahami, maka akan bertambah pemahamannya.”
yang cukup menarik berasal buku ini ialah pada pembahasan yg termaktub pada bagian ketiga. pada dalamnya, ada ratusan entri mahfuzhat yg bersumber dari nasihat-nasihat para ulama, semisal Ali bin Abi Thalib atau Imam Syafii. banyak juga mahfuzhat yg dinukil berasal istilah-istilah puitis para pujangga, semisal Abu Atahiyah, Amru bin al Wardi, serta lainnya.
Paling banyak mahfuzhat yang ungkapkan di bagian ini adalah karya Imam Syafii. Ulama kelahiran Gaza, Palestina, ini tidak diragukan lagi peran besarnya dalam peradaban Islam, khususnya yg berkaitan dengan fikih. Bagaimanapun, keliru satu imam mazhab itu pula piawai merangkai kata-kata buat menyampaikan nasihat Islami. salah satu aforismanya, yang diucapkannya menjelang wafat, artinya menjadi berikut.
“Bertakwalah pada Allah dan ingatlah selalu akhirat pada hatimu. Jadikan kematian selalu di (depan) matamu serta jangan lupa keadaanmu kelak di hadapan Allah. Jadilah selalu bersama Allah serta jauhi larangan-Nya. Tunaikan kewajiban-Nya dan berjalanlah di jalan keberanan pada mana pun kau berada.” oleh imam wafat di Fusthat, Mesir, pada 204 Hijriyah atau 819 Masehi.
tentang semangat berilmu, Imam Syafii juga menasihati pengikutnya. pada buku ini, beragam mahfuzhat darinya berkaitan dengan masalah tadi. contohnya, “Ilmu itu seperti buruan, serta goresan pena itu seperti ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. artinya sikap bodoh ketika kau berhasil menangkap kijang, tetapi lalu membiarkannya bebas tanpa diikat.”
Selain itu: “jika orang dungu mengajakmu diskusi. Maka sikap terbaik ialah membisu tidak menanggapinya. bila kau melayaninya, maka kau akan susah sendiri. dan Jika kau berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.”
buku kumpulan kata-kata mutiara ini juga menyertakan mahfuzhat dari beberapa penyair. Penyair zuhud yang populer di era khalifah Harun ar-Rasyid, Abu Atahiyah misalnya menyampaikan nasihat tentang kemuliaan orang yang berakal serta beradab. ucapnya, “pada alam ini, segala sesuatu terdapat perhiasannya. Perhiasan seseorang adalah kesempurnaan adabnya. Allah tidak menyampaikan apa pun pada insan yg lebih mulia daripada akal dan adabnya.”
Walaupun hadir dalam bahasa Indonesia, keseluruhan Kata kata mutiara di dalam buku Mahfuzhat ini pula selalu dilengkapi menggunakan teks bahasa Arab. Ini tentu seiring menggunakan tradisi mahfuzhat sendiri pada pesantren-pesantren. Para santri memang dituntut untuk menghafal teks Arab, bukan terjemahannya.
Setidaknya, buku ini memuat lebih asal 2000 kata entri kata pesan tersirat serta nasihat. buku ini mampu menjadi referensi bagi pembaca yg ingin menyelami khazanah sastra Arab, baik menjadi hafalan maupun petuah -petuah buat diamalkan.
Apa keunggulan Buku MAHFUZHAT ini?
kitab Mahfuzhat paling lengkap
tata letak yg menarik
mudah buat dihafalkan
DAFTAR ISI:
Prolog—5
Tips Belajar: Cara Mempelajari dan
Mengajarkan Mahfzuhat—9
BAGIAN PERTAMA
Kamus Mahfuzhat—21
- ا (Alif)
- ب (Ba`)
- ت (Ta`)
- ث (Tsa`)
- ج (Jim)
- ح (Ha`)
- خ (Kha`)
- د (Dal)
- ذ (Dzal)
- (Ra`)
- ز (Za`)
- س (Sin)
- ش (Syin)
- ص (Shad)
- ض (Dhad)
- ط (Tha`)
- ظ (Zha`)
- ع (‘Ain)
- غ (Ghain)
- ف (Fa`)
- ق (Qaf)
- ك (Kaf)
- ل (Lam)
- م (Mim)
- ن (Nun)
- و (Wau)
- ه (Ha`)
- ي (Ya`)
BAGIAN KEDUA
- Ayat, Hadis, dan Bait-bait Hikmah—253
- Santun dan Marah
- Rendah Hati dan Sombong
- Munafik
- Kesaksian Palsu
- Anjuran untuk Menuntut Ilmu
- Tolong-menolong
- Akhlak Mulia
- Berinfak di Jalan Kebaikan
- Dermawan dan Kikir
- Hemat
- Diam dan Menjaga Lisan
- Menjaga Rahasia
- Dengki
- Menggunjing
- Bait-bait Hikmah 1
- Bait-bait Hikmah 2
- Bait-bait Hikmah 3
- Bait-bait Hikmah 4
- Bait-bait Hikmah 5
- Bait-bait Hikmah 6
- Bait-bait Hikmah 7
- Bait-bait Hikmah 8
- Bait-bait Hikmah 9
- Bait-bait Hikmah 10
- Bait-bait Hikmah 11
- Bait-bait Hikmah 12
- Bait-bait Hikmah 13
Akhlak dan Adab
- Bait-bait Hikmah 14
- Bait-bait Hikmah 15
- Bait-bait Hikmah 16
- Bait-bait Hikmah 17
- Mencari Ilmu Lebih Utama dari Mencari Harta
- Belajar di Waktu Kecil Bagai Mengukir di Atas Batu
- Manusia itu Dilihat Akhlaknya, Bukan Nasabnya
- Manusia itu Dilihat Akhlaknya, Bukan Pakaiannya
- Siapa Berperilaku Santun, maka Ia akan Bahagia
- Dada Orang Berakal adalah Kotak Rahasia Baginya
- Setiap Rahasia antara Dua Orang Pasti Tersebar
- Cukuplah Akhlak Mulia Menjadi Tamengmu atas Apa yang Kaubenci dari Orang Lain
- Sesungguhnya Bencana itu Terletak pada Perkataan
- Jati Diri
- Menjaga Lisan
- Selalu Waspada
- Selalu Bersyukur
- Sabar sebagai Penolong
- Keutamaan Mencari Ilmu dan Harta
- Etika Bermuamalah
- Kewajiban terhadap Negara dan Agama
- Sabar
- Perjalanan Mencari Ilmu
- Nasihat Merantau untuk Mencari Rezeki
- Rendah Hati 1
- Rendah Hati 2
- Hemat
- Menghormati Guru dan Dokter
- Nasihat untuk Giat Belajar 1
- Nasihat untuk Giat Belajar 2
- Penyair Berkata tentang Sahabat
- Tamak dalam Amal Saleh
- Bait-bait Pilihan
- Keutamaan Jujur
- Persatuan Kaum Muslimin
- Manusia Terbagi dalam Empat Golongan:
BAGIAN KETIGA
- Nasihat-nasihat Ulama dan
- Para Pujangga—301
- Nasihat-nasihat Imam Syafi’i
- Tentang Pujian Merantau
- Tentang Hikmah
- Imam Syafi’i (Wafat 204 H)
- Imam Syafi’i (Wafat 204 H)
- Peringatan untuk Kaum Tua
- Sikap terhadap Orang Bodoh
- Manfaat Berkelana
- Jalan Keselamatan
- Ilmu adalah Sarana Kemuliaan
- Adab Memberi Nasihat
- Menghindar dari Tempat yang Hina
- Idealisme dan Kesejahteraan Hidup
- Ilmu yang Bermanfaat
- Percaya pada Diri Sendiri
- Memimpin dengan Budi Pekerti
- Menjaga Lisan
- Jalan Menuju Keselamatan
- Qanaah adalah Pangkal Kaya
- Nasihat Imam Syafi’i
- Wasiat Ali bin Abi Thalib kepada Hasan Putranya
- Nasihat Imam Ali bin Abi Thalib (Wafat 40 H)
- Syair Amru bin al-Wardi (Wafat 749 H)
- Nasihat untuk Menuntut Ilmu
- Dari Abu Atahiah (Wafat 211 H)
- Mahmud Sami Pasya (Wafat 1322 H)
- Ath-Thugra`i (Wafat 513 H)
- Pasyar bin Burd (Wafat 167 H)
- Tentang Pergaulan
- Syarif al-Abbasi (Wafat 504 H)
- Tentang Hikmah
- Ibnu Duraid al-Urdi (Wafat 321 H)
- Mutanabbi (Wafat 254 H)
- Hisyamuddin al-Wa’izhi (Wafat 99 H)
- Abu Tamam (Wafat 231 H)
- Syarif al-Abbasi (Wafat 504 H)
- Shalih bin Abdul Quddus (Wafat 127 H)
- Nasihat Sayyid Ahmad al-Hasyimi
- Zuhair bin Sulfa (Wafat Sebelum Kenabian)
- Abu Muslim al-Khurasani (Wafat 755 M)
- Shalahuddin as-Shadafi (Wafat 764 H)
- Syekh Abdullah Fikri Pasya (Wafat 1207 H)
- Pidato Quss bin Sa‘adah al-Abadi (Wafat Sebelum Kerasulan Muhammad saw.)
- Shalih bin Abdul Quddus (Wafat 755 H)
- Sikap terhadap Musuh
- Mahmud Sami Pasya al-Barudi (Wafat 1332 H)
- Dari Syair Hifni Nashif Bik (Wafat 1919 M)
- Menceramahi Salah Seorang Penguasa
- Dari Peribahasa Arab Jahiliah
- Surat yang Ditulis oleh Bahitsah Badiyah (Wafat 37 H)
- Dari Syair Bahitsah Badiyah, Seuntai Nasihat untuk Wanita Mesir
- Dari Karya Sastrawan
- Abdullah Fikri Pasya (Wafat 1207 H)
- Dari Syekh Muhammad Abduh (Wafat 1323 H) untuk Salah Seorang Sahabatnya
- Abu Atahiah (Wafat 213 H)
- Dari Hadis Rasulullah saw.
- Sifat Mukmin yang Sempurna
- Afwah al-Audi
- Khotbah Rasul saw. Tentang Jalan Kedamaian
- Ma’ruf ar-Rashafi (Wafat 1945 M) Tentang Ilmu dan Cita-cita
- Dari Ibrahim Abdul Fattah Thauqani (Wafat 1941 M) Tentang Optimisme
- Orasi Aktsam bin Shaifi di Hadapan Raja Kisra, Persia
- Doa Abu Nawas