ketika mengkaji Bahasa Arab khususnya ilmu nahwu pernahkah engkau mendengar istilah i’rab?. kata i’rab ini penting sekali waktu mempelajari ilmu nahwu sebab i’rab sendiri secara umum bisa disebut sebagai jantungnya ilmu nahwu.
berikut ini akan kita bahas berbagai pengertian serta hal-hal yg berkaitan dengan i’rab.
Pengertian Irab Dalam Ilmu Nahwu
Para ulama nahwu memiliki definisi yg berbeda-beda antara satu dengan lainnya tentang i’rab. tetapi walaupun para ulama tidak sama dalam definisi i’rab tetap saja berbeda-beda tersebut mempunyai tujuan atau maksud yg sama.
sebagai contoh, pada matan Al-Jurumiyah karangan Ibnu Ājurrūm rahimahullah disebutkan bahwa pengertian irab artinya suatu perubahan keadaan akhir-akhir pada suatu istilah karena adanya Perbedaan ‘amil-‘amil yang masuk di kata tersebut, baik perubahan itu secara lafazh maupun ditakdirkan.”
Baca Juga : Al Quran I’rab Per Kata Terbaru Dari Al Mubarok
Definisi i’rab dalam Bahasa Arab menurut Ibnu Ājurrūm rahimahullah di matan Al-Jurumiyah merupakan:
”الإعرابُ هوَ تغييرُ أواخِرِ الكَلِمِ لاختلافِ العَوامِلِ الدَّاخلَةِ عَليهَا لفظًا أو تقديرًا”
“I’rab artinya perubahan keadaan akhir-akhir suatu kata yg terjadi karena adanya Perbedaan ‘amil-‘amil yg masuk di kata tadi, baik perubahan itu secara lafazh atau ditakdirkan.”
Sedangkan, dari ulama lainnya bernama Musthafa al-Ghalayain dan Ahmad al-Hasyim, bahwa pengertian i’rab merupakan suatu perubahan akhir suatu istilah sebab adanya Perbedaan amil-amil yg masuk pada suatu istilah yang dimaksudkan.
Maksudnya; I’rab itu mengubah syakal (harakat) tiap-tiap akhir kalimat disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.
model perubahan secara lafadz:
جَاءَ زَيْدٌ = Zaid telah datang
رَاَيْتُ زَيدًا = aku telah melihat Zaid
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ = aku telaah bertemu dengan Zaid
يَضْرِبُ = dia memukul
لَنْ يَضْرِبَ = dia tidak akan dapat memukul
لَمْ يَضْرِبْ = dia tidak memukul
contoh perubahan secara diperkirakan keberadaan:
يَخْشَى = dia merasa takut.
لَنْ يَخْشَ = dia tidak akan merasa takut.
لَمْ يَخْشَى = dia tidak merasa takut.
جَاءَ الْفَتَى = telah datang seorang pemuda.
رَاَيْتُ الْفَتَى = aku telah melihat seorang pemuda.
مَرَرْتُ بِالْفَتَى = aku telah bertemu dengan seseorang pemuda.
اعرابهم تغيير اخر الكلم * تقديرا او لفظا لعامل علم
“I’rab menurut mereka (pakar Nahwu) merupakan perubahan akhir kalimat, baik secara perkiraan maupun secara lafadz, sebab ada amil masuk yg dapat diketahui keberadaannya.”
Pembagian Irab
I’rab sendiri dapat terbagi menjadi 4 macam, yaitu: ’rab rafa’, i’rab nasab, i’rab khaffadz (jer), i’rab jazem. Berikut adalah pembagian i’rab serta berbagai penjelasannya:
I’rab Rafa’ (رفع) berharokat Dhommah
Secara bahasa i’rab rafa’ berarti luhur. dalam pengertian secara kata, i’rab rafa’ adalah i’rab yang dialamati menggunakan tanda asal dhammah. Kalimah yang menduduki i’rab rafa’ disebut sebagai marfu’ (yang dirafa’kan), baik itu isim juga fi’il.
contoh: زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri
Lafadz زيد pada contoh di atas di i’rabi dengan i’rab rafa’ yg berkedudukan menjadi mubatada’. tanda rafa’nya yaitu dengan dhammah dhahirah karena dia berupa isim mufrad.
I’rab Nashob (نصب) berharokat Fathah
Secara bahasa nashab berarti istiqomah (tegak, lurus, seimbang). Sedangkan pengertian i’rab nashab secara istilah ialah i’rab yang dialamati dengan tanda asal fathah. Kalimah yang menduduki kedudukan nashab disebut manshub (yang dinashabkan), baik itu di isim maupun fi’il.
contoh: رَأَيْتُ زَيْدًا = aku telah melihat Zaid
I’rab Khofadz (خفض) berharokat Kasrah
Jer atau khafadh secara bahasa ialah at-tasafful (bawah, rendah). Secara istilah, i’rab jer atau i’rab khafadh artinya i’rab yg dialamati dengan tanda asal kasrah. Suatu kalimah yg menduduki kedudukan jer disebut majrur (dijerkan), yg hanya masuk pada isim.
contoh: مَرَرْتُ بِزَيْدٍ = saya telah berpapasan dengan Zaid
Lafadz زيد di contoh di atas pada i’rabi menggunakan i’rab jer karena menerima akibat berasal alfabet ba’. di tandai dengan alamat kasrah dhahirah karena lafadz زيد termasuk isim yg mufrad
I’rab jazm (جزم) berharokat Sukun
Jazem secara bahasa artinya al-qath’u (terputus). Secara istilahi, i’rab jazem merupakan i’rab yang dialamati menggunakan tanda berasal kasrah. Kalimah yang berkedudukan jazem diklaim majzum (dijazemkan), yang hanya khusus masuk pada fi’il saja.
contoh: لَمْ يَضْرِبْ = dia tidak memukul
Baca Juga : I’rab Al Quran Perkata Terbaru Dari Al Mubarok
contoh-contoh I’rab
contoh Perubahan secara Lafadz
Zaid telah datang جَاءَ زَيْدٌ
aku telah melihat zaid رَاَيْتُ زَيدًا
dia memukul يَضْرِبُ
dia tidak akan memukul لَنْ يَضْرِبَ
dia tidak memukul لَمْ يَضْرِبْ
saya telah bertemu dengan zaid مَرَرْتُ بِزَيْدٍcontoh Perubahan keberadaan
telah datang seorang pemuda جَاءَ الْفَتَى
dia tidak akan merasa takut لَنْ يَخْشَ
aku telah bertemu dengan seseorang pemuda مَرَرْتُ بِالْفَتَى
aku telah melihat seorang pemuda رَاَيْتُ الْفَتَى
dia tidak merasa takut لَمْ يَخْشَى
dia merasa takut يَخْشَى
pada dasarnya, macam-macam i’rab (rafa’, nashab, jar, jazem) yg sudah kami sebutkan pada atas memiliki tanda asal berupa dhammah, fathah, kasrah dan sukun, yg dikenal dengan alamat ashliyah atau i’rab lafdzi.
Selain memakai harakat sebagai tanda-tanda i’rab i’rab, ada juga kalimah baik isim serta fi’il yg menggunakan tanda i’rab berupa huruf serta membuang alfabet , yang disebut sebagai alamat niyabah atau i’rab ma’nawi.
Alamat niyabah atau i’rab ma’nawi dalam ilmu nahwu ini terdapat 6 macam, yaitu wawu, alif, ya’, nun, terbuangnya nun (hadfu an-nun), serta terbuangnya huruf illah (hadfu harfil illati).
Demikianlah contoh, macam, & pengertian i’rab pada ilmu nahwu. Semoga artikel ini bisa mendatangkan manfaat yang banyak bagi para pembaca dan memudahkan pemula dalam mengkaji kaidah i’rab pada bahasa Arab. Sekian serta terima kasih atas kunjungannya.