Tadabbur Al Quran Merenungi Al Quran Bukan Hanya Membacanya
Setiap umat muslim yang beriman kepada Allah SWT wajib tadabbur terhadap Al-Quran. Tadabbur adalah hal penting diterapkan saat hidup di dunia. Dengan demikian, hidup diyakini jadi lebih tenang.
Dalam surat An Nisa ayat 82, Allah SWT berfirman,
اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا
artinya: “Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami/mentadabburi) Al-Quran? Sekiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.”
Di ayat tersebut Allah SWT bertanya tentang apakah manusia mentadabburi Al Quran. Untuk memahami apa arti tadabbur, simak ulasan berikut ini.
Apa yang dimaksud dengan Tadabbur?
Tadabbur adalah merenung secara menyeluruh untuk memahami makna dari suatu ungkapan secara mendalam. Allah SWT menyukai orang-orang yang melakukan tadabbur dengan tujuan mencapai kebaikan.
kata tadabbur dikaitkan dengan Al-Qur’an sehingga menjadi tadabbur Al-Qur’an (تدبر القرآن). Bila ditelisik lebih lanjut, arti tadabbur Al Quran adalah pemikiran yang komprehensif.
Dapat dimaknai juga pada pemikiran yang dapat mengantar manusia kepada akhir dari petunjuk di Al-Qur’an dan tujuan akhir yang ingin dicapai setelah membaca kitab suci tersebut.
Baca juga : 30 Hari Doa Bulan Ramadhan Bikin Puasa Lebih Afdal
Istilah tadabbur (تدبر) pada Al Quran pula terdapat dalam surat Muhammad ayat 24 yang berbunyi:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ
merupakan: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”
Dalam ayat ini, Allah menegaskan apakah mereka tidak memperhatikan, yaitu membaca, memikirkan, menghayati, dan mendalami pesan-pesan yang terdapat di dalam Al-Quran hingga dapat beriman kepada Allah.
Di sisi lain, dipertanyakan apakah hati mereka semua sudah terkunci mati, sehingga tidak dapat berpikir lagi, menghayati, memahami dan mendalami apa yang terdapat di dalam Al-Quran.
Jadi, seseorang yang tidak melakukan tadabbur Al-Quran adalah orang-orang yang telah terkunci. Sehingga, tidak dapat melihat, memahami, dan menghayati yang dipesankan oleh Al-Quran.
Bagaimana Menerapkan Tadabbur?
ahli Ilmu Al-Quran bernama Fawwaz Ahmad Zamraly mengatakan bahwa tadabbur Al-Quran adalah kegiatan membaca Al-Quran.
Ada 3 unsur penting dalam tadabbur Al Quran:
1.Membaca Al-Quran dengan lidah/Menggunakan Makhorijul Huruf
Memahami dengan akal pikiran apa yang dibaca serta menghayati dengan hati apa yang dibaca dan mengamalkannya menggunakan seluruh anggota tubuh terhadap apa yang dituntut oleh Al-Quran.
Fawwaz mengatakan, seorang mukmin yang memiliki akal sehat harus memahami, mendalami dan menghayati saat membaca Al-Quran. Kitab suci ini bagaikan cermin dan pada dalam Al-Quran dapat dilihat mana yang hal baik dan yang tidak untuk dilakukan.
Apabila suatu hal diminta ditinggalkan oleh Al-Quran, maka tinggalkan demi kebaikan. Sementara itu, apa yang dicintai dan disukai oleh Allah, harus dilakukan sepenuh hati sembari mengharapkan ridha-Nya.
2. Khusyu’ dalam Tangisan
Dalam surat Al-Maidah ayat 83, Allah SWT berfirman:
وَإِذَا سَمِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَى ٱلرَّسُولِ تَرَىٰٓ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا۟ مِنَ ٱلْحَقِّۖ يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱكْتُبْنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ
artinya: “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri);
seraya berkata: “Ya tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam).”
Imam Al-Gazali rahimahullah berkata, dianjurkan menangis saat membaca Al-Quran. Hal ini dapat terjadi ketika merasa rasa sedih dan takut di dalam hati saat merenungkan ayat-ayat Al-Quran.
3. Meneladani Akhlak Rasulullah
Setiap umat muslim wajib meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW. Hendaknya senantiasa mengamalkan isi, anjuran, dan perintah Al-Quran semaksimal mungkin.
Solusi masalah dalam Kehidupan dalam surat Thaha ayat 2, Allah SWT berfirman:
مَاۤ اَنۡزَلۡـنَا عَلَيۡكَ الۡـقُرۡاٰنَ لِتَشۡقٰٓ
artinya: “Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu (Muhammad) agar kamu menjadi susah”
Hal ini wajib diyakini bahwa setiap manusia memiliki masalah. Jika ingin keluar dari masalah, sebaiknya berdoa dan minta ampunan kepada Allah SWT.
Manfaat Tadabbur Al Quran
Tak hanya sebagai wujud iman kepada Allah, tadabbur Al-Quran juga punya manfaat tersendiri bagi yang menjalaninya. Diantaranya yaitu dengan menguatkan Iman.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir Alaihi Salam Sa’di rahimahullah berkata, mentadaburi Al-Quran adalah kunci bagi berbagai ilmu.
Dengan demikian, seseorang dapat meraih kebaikan serta ilmu-ilmu (yang banyak) dan menambah iman di dalam hati.
Manfaat Tadabbur Al Quran selanjutnya yaitu mensucikan hati, dari Ibnu Hajar, mentadaburi Al Quran adalah penawar bagi hati. Apabila hati bersih, niscaya jiwa pun akan menjadi suci.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
إَنَّ الْقُلُوْبَ لَتَصدأ كَمَا يَصدأ الْحَدِيْد، قِيْلَ: وَمَا جِلَاؤُهَا؟ قَالَ: تِلَاوَةُ الْقُرْآن وَذِكْرُ الْمَوْتِ
Artinya : “Hati manusia itu berkarat seperti halnya besi berkarat. “lalu ditanyakan, apa obatnya? Rasulullah menjawab,: membaca Al-Quran dan ingat pada kematian”. (HR. Al Baihaqi no. 2014).
Kenapa harus memahami Al Quran?
Rasullulah SAW pernah bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang membaca dan mempelajari Al-Qur’an serta mengajarkannya pada orang lain.” – HR.Bukhari.
Sebagai Penyembuh Penyakit pada Tubuh. Bagi seseorang yang rajin dan membiasakan diri untuk membaca Al-Qur’an maka Allah SWT akan melindunginya dari segala penyakit.
Membaca Al-Qur’an adalah aktivitas yang bernilai ibadah sangat besar, sebab setiap huruf yang dibaca bernilai sepuluh kebaikan. Ketika membaca Al Quran seharusnya tidak hanya melafalkan setiap rangkaian huruf, susunan lafadz, dan kalimat hingga ayat.
Tapi sebaiknya disertai dengan perenungan tadabbur al quran akan kandungan makna yang termuat dalam ayat-ayat tersebut, dan lebih baik lagi.
Jika ajaran dan kisah-kisah yang termuat dalam ayat-ayat tersebut dijadikan ibrah (pelajaran) dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebab seorang yang sekadar membaca Al Quran tanpa disertai perenungan dan pemikiran, maka sesungguhnya dia diibaratkan hanya menyembah pada lafadz-lafadz.
Tadabbur Al Quran adalah berpikir menyeluruh sampai pada akhir petunjuk kalimat dan menemukan tujuannya yang jauh. Sementara arti tadabbur Al Quran adalah merenungi dan meresapi yang terdapat dalam ayat.
Untuk dipahami, diperoleh kandungan maknanya, hikmah-hikmahnya dan maksudnya. Oleh sebab itu, tidak ada alasan yang mendasar untuk tidak merenungi serta tadabbur ayat-ayat Al-Qur’an dan mengambil pelajaran dari isi kandungan maknanya.
Imam Ibnu Hubairah mengatakan bahwa salah satu tipu daya setan adalah menjauhkan hamba-hamba Nya dari tadabbur Al Quran, Suatu ketika ada seorang perempuan tua yang buta huruf.
Adapun tanda-tanda seseorang mampu merenungi Al-Qur’an dan mampu mengambil ‘ibrah dari ajarannya adalah sebagai berikut :
- Dia mampu meneteskan air mata saat membaca karena takut kepada Allah.
- Menyatunya hati dan pikiran saat membaca Al-Qur’an.
- Khusyu’ dan rendah diri di hadapan Allah.
- Bertambahnya keimanan kepada Allah.
- Bergetar jiwanya saat membaca Al-Qur’an karena takut kepada Allah kemudian muncul ketenangan dan pengharapan.
- Dia merasa bahagia dan mencerahkan siapapun yang menjumpainya.
- Gemar bersujud kepada Allah untuk mengagungkan-Nya seorang yang memiliki salah satu dari tanda di atas, maka sesungguhnya ia telah mencapai pada tingkatan orang yang mampu merenungi Al-Qur’an.
Tapi apabila dia melewati hari-harinya tanpa menjumpai hari-harinya di atas, maka ia telah melewati keuntungan yang besar dan hanya mendapatkan kerugian dalam hidupnya.
Untuk itu, seorang Muslim seharusnya selalu membuka akal dan hatinya untuk senantiasa membaca Al-Qur’an sambil merenungi isi kandungan maknanya, serta mengambil ibrah dari ajarannya.
Seorang a’rabi (orang kampung) yang tidak memiliki latar belakang pendidikan serta seorang yang buta huruf saja mampu untuk mencerna isi kandungan Al-Qur’an dengan mudah