Apa Penyebab Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena ?
Penyebab Panglima Khalid bin Walid Diganti – Penanaman tauhid di kalangan sahabat sangatlah kuat. Tegaknya tauhid bahkan melandasi kebijakan para sahabat, tidak terkecuali Umar bin Khattab RA. Ini terlihat dari alasan pemberhentikan Khalid bin Walid sebagai panglima perang pada masanya.
salah satu pendapat yg masyhur mengenai alasan Umar bin Khattab mengganti/mencopot panglima perang Khalid bin Walid adalah buat kemaslahatan tauhid yaitu menunaikan hak Allah pada muka bumi yg merupakan tujuan utama manusia dan jin diciptakan.
Khalib bin Walid merupakan panglima perang yg luar biasa, tak pernah kalah dalam peperangan, baik sebelum masuk Islam, maupun sesudah masuk Islam. setelah diangkat menjadi penglima perang sejak zaman khalifah Abu Bakar, Klalid bin Walid selalu menang, sehingga saat itu ada dalam benak serta keyakinan sebagian kaum muslimin:
“bila khalid jadi panglima, pasti menang”
Bahkan sebagian kaum muslimin mengira bahwa Khalid bin Walid (ﺻﺎﻧﻊ ﺍﻟﻨﺼﺮ) “pembuat kemenangan”, sebagian kaum muslimin menyandarkan sepenuhnya hati di Khalid serta mulai lalai berdoa serta berharap serta meminta pada Allah Ta’ala.
Melihat kenyataan ini, Umar bin Khattab mengganti Khalid bin Walid dengan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Umar paham benar bahwa Tauhid lebih penting dari segalanya. Bukan berarti Umar ingin kaum muslimin kalah, akan tetapi TAUHID paling penting serta kemenangan kaum muslimin masih bisa dihasilkan dengan kepemimpinan Abu Ubaidah yg diberi gelar oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan “Amiinul ummah” (Orang kepercayaan umat).
dalam buku Kuliah Tauhid karya Muhammad Imaduddin Abdulrahim dijelaskan, Khalid, yang dijuluki sebagai “Pedang Allah” ialah seorang panglima perang yg belum pernah terkalahkan di setiap pertempuran yg dipimpinnya. saat menghadapi Persia, Iraq, serta lain sebagainya, Khalid selalu ditakdirkan menang oleh Allah SWT, sehingga prajuritnya pun mulai memujinya serta memujanya.
Perhatikan perkataan Umar bin Khattab,
ﺇﻧﻲ ﻟﻢ ﺃﻋﺰﻝ ﺧﺎﻟﺪﺍً ﻋﻦ ﺳﺨﻄﺔ ﻭﻻ ﺧﻴﺎﻧﺔ ، ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓُﺘﻨﻮﺍ ﺑﻪ ﻓﺄﺣﺒﺒﺖ ﺃﻥ ﻳﻌﻠﻤﻮﺍ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﺼﺎﻧﻊ
“Sesungguhnya saya tidak mencopot Khalid bin Walid sebab murka ataupun dia berkhianat, namun manusia telah terfitnah dan saya ingin manusia memahami bahwa Allah-lah yang membuat kemenangan.” [Al-Bidayah Wan Nihayah 7/81]
Ibnu ‘Aun meriwayatkan tatkala Umar sebagai Khalifah, beliau mengatakan,
ﻷﻧﺰﻋﻦَّ ﺧﺎﻟﺪﺍً ﺣﺘﻰ ﻳُﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﻨﺼﺮ ﺩﻳﻨﻪ . ﻳﻌﻨﻲ ﺑﻐﻴﺮ ﺧﺎﻟﺪ
“sungguh saya akan mencopot Khalid (dari panglima) sehingga manusia memahami bahwa Allah bisa menolong agama-Nya tanpa Khalid.” [Siyaru A’lam An-Nubala 1/378]
Sebagaimana dijelaskan bahwa karena anggapan dan prasangka manusia ini karena Khalid bin Walid tidak pernah kalah dalam peperangan, dalam fatwa Syabakah Islamiyyah dijelaskan,
ﻭﺳﺒﺐ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﺧﺎﻟﺪﺍً ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻟﻢ ﻳﻬﺰﻡ ﻓﻲ ﺃﻱ ﻣﻌﺮﻛﺔ ﺧﺎﺿﻬﺎ ﻻ ﻓﻲ ﺟﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺇﺳﻼﻡ
“karena hal tadi bahwa Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu tidak pernah kalah dalam peperangan apapun yang dia pimpin baik itu di masa jahiliyah (sebelum dia masuk Islam) maupun di masa Islam.” [Fatawa no. 9089]
Baca Juga : 60 Sirah Sahabat Rasulullah
Perhatikan bagaimana pentingnya TAUHID yang menjadi perhatian para sahabat, didikan langsung dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena memang tujuan utama kita diciptakan ialah menegakkan serta mendakwahkan tauhid di muka bumi.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Catatan:
ada beberapa pendapat lain mengenai alasan penggatian Khalid bin Walid yaitu karena sifat Khalid bin Walid yang sama-sama tegas dengan Umar bin Khattab, sifat dasar Umar yang tegas perlu dikombinasikan dengan sifat lembut dan sifat hati-hati yang dimiliki oleh Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, sedangkan sifat Abu Bakar yg lembut serta hati-hati perlu dikombinasikan dengan sifat Khalid bin Walid yang tegas.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan hal ini serta mengatakan,
ﻭﻛﺎﻥ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – ﻳﺆﺛﺮ ﻋﺰﻝ ﺧﺎﻟﺪ ﻭﺍﺳﺘﻨﺎﺑﺔ ﺃﺑﻲ ﻋﺒﻴﺪﺓ ﺑﻦ ﺍﻟﺠﺮﺍﺡ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – ؛ ﻷﻥ ﺧﺎﻟﺪﺍً ﻛﺎﻥ ﺷﺪﻳﺪﺍً ﻛﻌﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ، ﻭﺃﺑﺎ ﻋﺒﻴﺪﺓ ﻛﺎﻥ ﻟﻴﻨﺎً ﻛﺄﺑﻲ ﺑﻜﺮ ، ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻷﺻﻠﺢ ﻟﻜﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﻟﻰ ﻣﻦ ﻭﻻﻩ ﻟﻴﻜﻮﻥ ﺃﻣﺮﻩ ﻣﻌﺘﺪﻻً
“Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu memilih penggantian Khalid dengan Abu Ubaidah radhiyallahu ‘anhu sebab Khalid bersifat tegas seperti Umar bin Khattab. Abu Ubaidah bersifat lembut mirip Abu Bakar. yg paling baik adalah setiap keduanya (kombinasi tersebut) menjabat agar masalah menjadi seimbang.” [Majmu’ Fatawa 28/258]
Demikian juga penjelasan dari Syaikh Bin Baz, beliau mengatakan,
ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺃﻥ ﻋﺰﻟﻪ ﻣﻦ ﻋﻤﺮ ﻛﺎﻥ ﻷﻣﺮ ﺳﻴﺎﺳﻲ ﺭﺁﻩ ، ﻭﺭﺃﻯ ﺇﺑﺪﺍﻟﻪ ﺑـﺄﺑﻲ ﻋﺒﻴﺪﺓ ﺑﻦ ﺍﻟﺠﺮﺍﺡ ، ﻷﻣﺮ ﺭﺁﻩ ﻛﻔﻴﻼً ﺑﺎﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ .
ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ : ﺇﻥ ﺍﻟﺴﺒﺐ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ : ﺇﻥ ﻋﻤﺮ ﻛﺎﻥ ﻗﻮﻳﺎً ﻓﻲ ﻛﻞ ﺍﻷﻣﻮﺭ، ﻭﻛﺎﻥ ﺧﺎﻟﺪ ﻛﺬﻟﻚ ﻗﻮﻳﺎً ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﻣﻮﺭ، ﻓﻨﺎﺳﺐ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﻴﺪﺓ ﻫﻮ ﺃﻣﻴﺮ ﻋﻤﺮ؛ ﻷﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻟﻴﻨﺎً ﺭﻓﻴﻘﺎً، ﻟﻴﺲ ﻣﺜﻞ ﺧﺎﻟﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺪﺓ، ﺣﺘﻰ ﻳﻌﺘﺪﻝ ﺍﻷﻣﺮ
“Pendapat yg terkenal bahwa pencopotan Khalid oleh Umar karena buat siasat perang. Umar beranggap penggantian ini buat kemashlahatan kaum muslimin. Sebagian ulama berpendapat bahwa sebabnya ialah Umar bersifat tegas di seluruh urusan dan Khalid juga demikian, maka yang cocok bagi Umar adalah Abu Ubaidah menjadi panglima perang karena lembut dan penyayang, tidak mirip Khalid yang tegas. Hal ini membuat urusan jadi seimbang.” [Fatwa Nuur Alad Darb no. 8790]
Umar menegaskan bahwa masalahnya bukan sebab itu. “Itu soal yg mampu dimaafkan,” istilah Umar menjelaskan pada Khalid. “tetapi menjadi khalifah aku bertanggung jawab atas akidah umat. kamu artinya pahlawan perkasa yg tidak dapat dikalahkan pada setiap medan pertempuran. akan tetapi, akibatnya rakyat mulai menyanyikan lagu pujian untukmu, dan tak lagi memuji serta memuja Allah semata. saya khawatir mereka sebagai syirik. menjadi penanggung jawab saya harus membuktikan kepada semua umat, bahwa semata sebagai hamba Allah saya bisa memecat Khalid bin Walid menjadi panglima perang yang masyhur,” jelas Umar panjang lebar.
sesudah mendengar penjelaskan Khalifah Umar, Khalid tersadar serta menerima keputusan Umar yang bijaksana itu dengan keikhlasan yg sungguh-sungguh. Khalid pun mundur dari hadapan Khalifah Umar seraya melompat lagi ke medan pertempuran serta maju menyerang musuh, tidak lagi sebagai penglima perang tetapi menjadi prajurit biasa.
Orang-orang lain terheran-heran melihatnya, mengapa setelah dipecat Khalid masih mau terjun ke medan perang. Khalid pun berseru, “saya bertempur dan berjuang tidak sebab Khalifah Umar, akan tetapi aku berjuang karena Allah semata!.” seperti itu lah ekspresi dan manifestasi dari ruh tauhid sejati yang ditunjukkan Khalid bin Walid, yang bisa diteladani umat Islam.