Review Buku Bahagia Merayakan Cinta Karya Salim A. Fillah
“Sebuah Three in One Perayaan cinta yang hadir untuk mengasah kepekaan cinta dalam pernikahan, menghadirkan citarasa barakah,dan melukiskannya warna surga. “
Saat mereka mendoakan, “ Barakallahu Laka..Kubisikkan padamu, Cintamu, sehangat ciuman bidadari..”
Kau menjawab ,” Ada barakah dikala bidadari cemburu”
Ketika mereka meminta lagi pada Allah, Wa baarakallahu’ alaika… Lirikanmu, menelisik hatiku, Dalam badai, dekap akulebih erat !
“ Bersama barakah, masalah akan menguatkan jalinan, “ begitu kau kuyakinkan.
Lalu mereka menutup. “ Wa jama’a banakuma fii khaiir …” Maka tangan saling berpaut dan jemarinya menyatu “ Genggam tanganku, rasakan kekuatan cinta!”
Disaat apapun barakah itu membawakan kebahagiaan. Sebuah letup kebahagiaan di hati, kelapangan di dada, kejernihan di akal, dan rasa nikmat di jasad.
Barakah itu memberi suasana lain dan mencurahkan keceriaan musim semi, apapun masalah yang sedang membadai rumah tangga kita. Barakah itu membawakan senyum meski air mata menitik – nitik. Barakah itu meyergapkan rindu di tengah kejengkelan. Barakah itu menyediakan rengkuhan dan belaian lembut di saat dada kita sesak oleh masalah.
Baca Juga : Agar Cinta Suami Kepada Istri Semakin Dahsyat
Barakallahu Laka, Bahagia Merayakan Cinta …
Diatas adalah synopsis yang ada di belakang buku Bahagia merayakan cinta karya Salim A Fillah, “Barakallahu Laka Bahagian merayakan Cinta” .Buku ini bagi yang belum menikah penting banget lhoo Sobatt..
Lengkap sudah sebuah do’a yang berarti sangat mulia. Dari gambaran pembagian bab tersebut, tentunya masih menimbulkan pertanyaan tentang kira-kira bagaimana isinya?
Apa yang dibahas didalam masing-masing perayaan?
Tentunya semua ini akan berkaitan dengan tema-tema yang sudah disebutkan di masing-masing perayaan. Buku ini membahas sebuah ‘proses pernikahan’ dengan sangat runtut, dimulai dari awal penggambaran sepasang pengantin baru hingga beragam pembahasan seputar pasca pernikahan yang beraneka rasa.
Saat menikah, dalam Islam tamu diharapkan mengucapkan kalimat “Barakallahu laka wa baraaka ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khaiir..”
Bukan doa ‘semoga sakinah mawaddah warahmah’ atau ‘long last yaa’ atau ‘semoga bahagia dan lekas punya anak’
Bukan itu semua. Mengapa doa itu yang dipilih? Ternyata ada maknanya. Salim dengan cerdas dan bahasanya yang puitis, indah, namun tetap sarat makna mengurainya menjadi tiga perayaan.
Perayaan pertama, sebait doa ‘Barakallahu laka…” yang berarti semoga allah karuniakan barakah kepadamu. Maknanya adalah, silakan merayakan cinta di tiap detik yang mengundang senyum, tawa dan syukur.
Teruslah merayakan cinta dalam kegembiraan dan kesenangan. Sebab memang inilah kurnia allah dalam pernikahan, semoga berkah segala hal yang baik dan menyenangkan, inilah nikmat.
Perayaan kedua, doa ‘wa baaraka ‘alaika..” yang berarti semiga allah limpahkan keberkahan atasmu. Maknanya adalah rayakan cinta meski ujian menerpa. Bersama barakah, masalah akan menguatkan jalinan.
Teruslah rayakan cinta dalam komunikasi yang penuh kemesraan, menghormati para orangtua, memuliakan tetangga, menyambut tamu, menjaga lisan dari dosa, mengupayakan nafkah yang halal, menjaga diri dari kata pisah kecuali karenaNya. Sebab inilah ujian dari Allah atas hal-hal yang kurang kamu senangi saat melayarkan biduk rumah tangga.
Terakhir, bait doa ‘wa jama’a bainakuma fii khaiir…’ yang berarti semoga allah himpun kalian berdua dalam kebaikan. Maknanya adalah merayakan cinta dalam ibadah yang menghidupkan sunnah, jihad dan dakwah yang menggelora, aktualisasi diri yang memesona dunia, menyambut anak-anak yang akan meramaikan dunia dengan peran-peran kesalehan. Setelah syukur atas nikmat di bait pertama, bersabar atas ujian di bait kedua, maka bersinergilah di bait ketiga.
Ada beberapa bagian di dalam buku yang dinukil dari buku karya penulis sebelumnya, seperti ‘Agar bidadari cemburu padamu‘, dan ‘Dalam dekapan ukhuwah’. Hanya saja, agak lucu ketika saya mengingat betapa buku ini saya diamkan beberapa lama disebabkan murabbi saya dahulu melarang membacanya jika belum ada keinginan menikah.
Ternyata ini sebabnya, dalam buku ini ada penjelasan tentang malam zafaf dan begitu terasa keinginan penulis agar yang membacanya merasai pernikahan. Semuanya gamblang dijelaskan secara syariat tanpa porno. Dan ternyata, memang buku bahagia merayakan cinta ini dibuat oleh penulis saat beliau masih mereguk manisnya bulan madu.
Pantas saja, terasa indah sekali pernikahan dan keinginan penulis agar yang membacanya juga menyegerakan pernikahan. Yaa… memang di kampus dahulu, ada guyonan bahwa ustad salim ini dikenal sebagai ustad nikah, sebab kampanyenya untuk nikah muda… haha