Nama Surat dalam Al Quran – Secara etimologi, surat ini berasal dari kata (السور) atau (السؤر) yang berarti sisa minuman dalam suatu bejana. dengan pengertian seperti ini, maka surat Al-Quran berarti sebagian kecil dari Al-Qur’an.
Sedangkan secara terminologi, surat ialah sebuah jumlah ayat-ayat Al Quran yang terdiri atas awal serta akhir surat. Sedikitnya dalam satu surat ialah 3 ayat. Senada dengan definisi di atas, Imam Zarkasyi mengatakan:
قرأن يشتمل على آي ذوات فاتحة وخاتمة وأقلها ثلاث أيات
artinya: “Al-Qur’an yg meliputi atas beberapa ayat teridiri atas awal surat dan akhir surat paling sedikit tiga ayat, sebagaimana yang terdapat dalam surat al-Kautsar.”
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3) ـ
untuk banyaknya jumlah surat Dalam Al Quran, jumhur ulama menyatakan terdapat 114 surat. Pendapat ini sesuai dengan jumlah surat yg ada dalam mushaf saat ini. ada pendapat lain menyatakan bahwa surat – surat Dalam Al Quran ialah 113 surat, karena surat al-Anfal serta al-Taubah disebut satu.
di samping itu, para ulama mengelompokkan Nama surat Dalam Al Quran ke dalam empat kelompok:
1. ath-thiwâl (الطوال) atau surat – surat Al-Quran yang panjang. yg masuk ke dalam kelompok ini ada tujuh surat, yg dikenal dengan sebutan ath-thiwâl AS-sab‘ (السبع الطوال). ke 7 surat-surai yang panjang itu ialah sebagai berikut: (1) al-Baqarah, (2) Ali Imran, (3) al-Nisa, (4) al-Maidah, (5) al-An’am, (6) al-A’raf, (7) Yunus. Pendapat ini diutarakan oleh Said bin Jubair bin Hisyam.
Sebagian pendapat yg lain menyatakan bahwa surat yg ke tujuh itu bukan surat Yunus tapi surat al-Anfal-al-Taubah karena kedua surat tadi tidak dipisah oleh kalimat basmalah.
2. al-mi’ûn (المئون) yaitu surat-surat Al-Qur’an yg terdiri atas seratus ayat atau lebih. Surat yang termasuk 100 ayat ini dimulai dari akhir surat (السبع الطوال) sampai akhir Surat al-Sajadah.
3. al-matsanî (المثاني) yaitu surat-surat Al-Qur’an yang jumlah ayatnya kurang dari 100 ayat. Surat-surat yg tergolong al-matsanî ini ialah dari awal Surat al-Ahzab sampai awal Surat Qaf.
4. al-mufashshal (المفصل) yaitu surat-surat Al-Qur’an yang pendek-pendek, yg ada pada bagian akhir-akhir Al-Qur’an. Surat ini dikelompokkan dalam 3 kelompok:
a) al-mufashshaal thiwâl (طوال المفصل), yang tergolong kelompok ini adalah surat al-Hujarat sampai al-Buruj.
b) al-mufashshaal ausâth (أوساط المفصل), yang tergolong kelompok ini merupakan al-Thariq sampai al-Bayyinah,
c) al-mufashshaal qishâr (قصار المفصل), yang tergolong kelompok ini adalah Surat al-Zalzalah hingga akhir Al-Qur’an.
Penamaan Surat Al-Qur’an Ulama berbeda pendapat tentang penamaan Al-Qur’an, apakah beliau termasuk tauqifî, yakni sesuai petunjuk dari Nabi atas penamaan itu, atau taufiqî, yaitu hasil ijtihad sahabat?
Baca Juga : Al Quran Yang Dilengkapi Terjemahan Perkata
Jumhur ulama menyatakan bahwa seluruh nama-nama surat merupakan tauqifî, artinya sesuai atas petunjuk serta perintah Nabi ﷺ. Pendapat ini dikuatkan dengan beberapa dalil hadits:
من قرأ هاتين الأيتين من أخر سورة البقرة في ليلة كفتاه
artinya: “Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat al-Baqarah di malam hari, maka beliau akan dicukupkan.”
من قرأ الزهراوين: البقرة وآل عمران فإنهما تأتيان يوم القيامة كأنهما غمامتان تحاجان عن أصحابهما
artinya: “Bacalah al-Zahrawain, yakni surat al-Baqarah serta Ali Imran, kelak keduanya akan datang menaungi pembacanya.”
من قرأ عشر أيات من أول الكهف عصم من الدجال
artinya: “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat di awal Surat al-Kahfi, maka akan terjaga dari (godaan) dajjal.”
Hadits-hadits di atas mengindikasikan bahwa Nabi yg memberi nama- nama surat Dalam Al Quran.
sementara itu, sebagian ulama menyatakan bahwa penamaan surat ini dilakukan atas dasar ijtihad para sahabat dan tabi’in. Hal ini berdasarkan pada penamaan yg disematkan Imam Sufyan bin Uyainah terhadap surat al-Fatihah. Imam Sufyan memberi nama surat al-Fatihah dengan nama surat al-Wafîah (tepat), sebab dalam surat al-Fatihah meliputi seluruh makna yg terkandung dalam Al-Qur’an.
Imam al-Tsa’labî memberi alasan lain tentang penamaan di atas, yaitu bahwa Surat al-Fatihah ini tidak menerima tanshif (setengah-setengah). sebab setiap surat Al-Qur’an apabila dibaca pada shalat, boleh dibaca separuh di rakaat pertama, lalu dilanjutkan separuhnya di rakaat kedua, berbeda dengan al-Fatihah, ia tak bisa dibaca kecuali harus dibaca secara utuh serta lengkap.
dalam hal ini, baik Imam Sufyan maupun al-Tsa’labî memberi nama di surat al-Fatihah sesuai makna yg terkandung dalam surat al-Fatihah, tanpa sesuai pada petunjuk Nabi.
Perlu diketahui bahwa terdapat sejumlah surat yg tidak hanya memiliki satu nama saja, termasuk di antaranya ialah Surat al-Fatihah. Surat ini mempunyai banyak nama, ada yang sesuai petunjuk Nabi (tauqifî), ada yg sesuai ijtihad sahabat atau tabi’in (taufiqî).
Nama-nama Surat al-Fatihah, yg sesuai dengan petunjuk Nabi artinya menjadi berikut:
1. Ummul Qur’an
2. Fatihah al-kitab
3. Al-Sab’u al-Matsanî.
Ketiga nama-nama di atas sesuai dengan sabda Nabi:
عن أبي هريرة، عن النبي أنه قال: هي أم القرأن، وهي الفاتحة، وهي السبع المثاني
artinya: “Surat al-Fatihah itu merupakan ummul Qur’an, al-Fatihah, serta al-Sab’u al-Matsanî.”
Adapun nama-nama atas ijtihad sahabat atau tabi’in beserta alasan penamaannya adalah menjadi berikut:
1. Al-Wafîah, karena mencakup semua makna yg terkandung dalam Al-Qur’an
2. Al-Kafîah, karena bacaan al-Fatihah mencukupi dalam shalat, sedangkan yang surat yang tak bisa menggantikan al-Fatihah,
3. Al-Munajah, karena seseorang hamba bermunajat kepada Tuhannya dengan ucapan:
(إياك نعبد وإياك نستعين)
4. Al-Du’a, karena mencakup unsur doa,( اهدنا الصراط المستقيم )
5. Al-Tafwîd, karena mengandung unsur kepasrahan serta ketulusan beribadah kepada-Nya dengan ucapan: (إياك نعبد وإياك نستعين).
dengan demikian, penamaan surat- surat dalam Al Quran secara umum adalah tauqifî, sesuai petunjuk Nabi. namun sebagian nama-nama itu ada yg ijtihad sahabat atau para tabi’in sebab melihat pada kandungan makna yg ada surat itu. Wallahu a’lam.
Moh. Fathurrozi, Pecinta Ilmu Qira’at, Kaprodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo penjelasan ini ialah ringkasan dari kitab “Tarikh al-Qur’an al-Karim” karya Dr Muhammad Salim Muhaisin (hal. 76-108)