Biografi Imam Bukhari Lengkap

Biografi Imam Bukhari Lengkap

Nama Asli dan Nasab Imam Bukhari

Imam Bukhari ialah seseorang pakar hadis berasal Uzbekistan yg telah beranjak pada bidangnya semenjak usia remaja. Bahkan, kitab -buku fikih dan hadis karya beliau diakui mempunyai derajat yg paling tinggi dibanding yg lainnya. oleh sebab itu, Imam Bukhari dijuluki menjadi Amirul Mukminin fil Hadits atau pemimpin orang-orang yang beriman pada hal ilmu hadis. Salah satu karyanya yang terkenal yaitu Shahih Bukhari, buku koleksi hadis yg dia susun selama 16 tahun.

Hadits adalah asal kaidah kedua pada Islam, setelah Al Qur’an. Bicara hadits, tidak mungkin kita bisa lepas pada jasa Imam Bukhari penyusun buku hadits paling shahih. Siapakah beliau? Ini biografi Imam Bukhari.

Nama Sebenarnya serta Nasab Imam Bukhari

Nama asli Imam Bukhari yaitu Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah. Kuniyahnya adalah Abu Abdillah. ia asal dari Bukhara, sekarang masuk Uzbekistan, sehingga terkenal dengan sebutan Al Bukhari.

Ismail ibn Ibrahim adalah ayah kandung Al Bukhari, Ia seorang ulama hadits di wilayah Bukhara. dia anak didik dari Imam Malik bin Anas, Hammad bin Zaid serta Abdullah bin Mubarak.

Ismail pula seorang pebisnis. beliau termasuksalah satu orang kaya, tetapi sangat berhati-hati dalam menjaga hartanya agar tak tercampur dengan yg syubhat, apalagi haram.

Mengumpulkan Hadis Sewaktu Masih Berusia 16 Tahun

Bukhari pulang ke Mekkah dan Madinah untuk memperdalam ilmu hadisnya. Sepeninggal ayahnya, dia selalu bepergian dengan oleh ibu. 2 tahun lalu, Bukhari berhasil menerbitkan buku hadis pertamanya yang bertajuk Kazaya Shahabah wa Tabi’in. Selama bertahun-tahun berikutnya, Bukhari menghabiskan ketika buat mengunjungi banyak sekali kota guna menemui para periwayat hadis, mengumpulkan, serta menentukan hadis-hadisnya.

mirip diketahui, hal luar biasa yg dilakukan Imam Bukhari buat mendapatkan fakta yg lengkap tentang suatu hadis serta orang yg meriwayatkannya artinya dengan bertemu langsung. Beberapa kota yang beliau singgahi adalah Bashrah, Mesir, Hijaz, Kufah, Baghdad, hingga Asia Barat.

di Baghdad, Bukhari bertemu dan berdiskusi menggunakan seseorang ulama besar , yaitu Ahmad bin Hanbal atau Imam Hambali. ad interim di kota-kota lain, dia bertemu dengan sebesar 80.000 periwayat hadis serta berhasil mengumpulkan dan menghafal seratus ribu lebih hadis.

Menyusun Shahih Bukhari setelah melakukan perjalanan selama hampir 16 tahun, Imam Bukhari pulang ke kampung halamannya di Bukhara. di sana, dia melakukan seleksi terhadap hadis-hadis yg didapatkan asal para priwayat atau perawi hadis. pada akhirnya, sehabis melakukan seleksi dengan sangat ketat, Bukhari menuangkan sebesar 7.275 hadis ke pada karya monumentalnya bertajuk Al Jami’al-Shahih atau dikenal menggunakan Shahih Bukhari. buku tadi menjadi koleksi hadis yang dianggap memiliki kualitas terbaik dan autentik sang kalangan Muslim Sunni. Selain Shahih Bukhari, karya populer Imam Bukhari lainnya ialah Al-Adab al-Mufrad.

Imam Bukhari pulang ke Nisyapur di Iran. Kedatangannya disambut dengan sangat baik dan meriah oleh rakyat. namun, karena duduk perkara politik, ia terpaksa pindah ke Khartank, sebuah desa dekat Samarkand. Imam Bukhari tinggal pada daerah tadi hingga mangkat pada 870, pada usia 62 tahun. Makamnya terletak pada dalam Kompleks Imam al-Bukhari, di Desa Hartang, 25 kilometer berasal Samarkand.

Baca Juga: kumpulan tafsir ibnu katsir

Rihlah ke berbagai Negeri

Memasuki usia 18 tahun, Imam Bukhari rihlah ke Madinah, sehabis keilmuannya mendapat sanjungan berasal Al Humaidi. Bahkan menjadi rujukan saat terjadi perbedaan pendapat pada kalangan pakar hadits.

di Madinah, Al Bukhari berguru pada poly ulama. Terutama ulama tabiut tabi’in yg masih hayati. pada antaranya Ibrahim bin Al Mundzir, Mathraf bin Abdillah, Ibrahim bin Hamzah serta Abu Tsabit Muhammad bin Ubaidillah. pula menuliskan karya pertama, At Tarikh, yang dia selesaikan pada makam Rasulullah (Ar Raudhah).

pada usia 19 tahun, Al Bukhari rihlah ke Bashrah. beliau berguru pada poly ulama di sana. pada antaranya Abu Ashim bin An Nabil, Shafwan bin Isa, Badil bin Tsabit, dan lainnya. lalu rihlah ke Kufah dan berguru kepada Abdullah bin Musa, Abu Nu’aim bin Ya’kub, Hasan bin Rabi’ dan para ulama lainnya.

di usia 20 tahun, Al Bukhari rihlah ke Baghdad. sebagai sentra pemerintahan Abbasiyah, poly ulama berdiam pada kota tadi. Maka Al Bukhari pun berguru pada poly ulama termasuk Imam Ahmad. namun karena syarat keamanan yg mulai tidak stabil, Imam Ahmad menyarankan Al Bukhari buat segera keluar berasal Baghdad.

Al Bukhari juga rihlah ke Syam. di sana beliau berguru kepada Yusuf Al Farabi, Abu Ishaq bin Ibrahim serta para ulama lainnya. ia juga rihlah ke Mesir. Berguru pada Utsman bin Ash Shaigh, Said bin Abi Maryam serta sejumlah ulama lainnya.

berasal rihlah demi rihlah ini, Imam Bukhari memiliki sangat poly guru. “aku menulis hadits asal 1.080 orang guru. Mereka seluruh ialah para ulama ahli hadits yg sudah menghafal hadits,” kata Al Bukhari.

Beberapa Karya Imam Bukhari

Mungkin banyak di antara kita yang hanya memahami Shahih Bukhari serta Adabul Mufrad. Padahal, karya Imam Bukhari sangat poly. Mulai kitab -kitab hadits, sampai sejarah dan fiqih. diantaranya menjadi berikut:

  1. Al Jami’ Ash Shahih (Shahih Bukhari)
  2. Adab Al Mufrad
  3. At Tarikh Al Kabir
  4. At Tarikh Al Ausath
  5. At Tarikh Alaihi Salam Shaghir
  6. Khalqu Af’al Al Ibad
  7. Adh Dhu’afa Ash Shaghir
  8. jus’u Al Yadain
  9. jus’u Al Qira’ah Khalfa Al Iman
  10. kitab Al Kuna
  11. Al Masbuth
  12. Birrul Walidain
  13. Al Asyribah
  14. Al Wihdan
  15. Qadhaya Ash Shahabah wa At Tabi’in
  16. At Tafsir Al Kabir
  17. Al bantuan gratis

Wafatnya Imam Bukhari

di penghujung usianya, Imam Bukhari mendapatkan ujian yg kemudian ia lalui menggunakan penuh kesabaran. Amir Bukhara, Khalid bin Ahmad Adz Dzahuli, meminta Al Bukhari tiba ke istananya untuk mengajar anak-anaknya secara spesifik.

Al Bukhari menolak. ia berprinsip ilmu itu mulia serta tidak boleh terhina meskipun pada depan penguasa. Ilmu wajib didatangi, bukan mendatangi. Apalagi Jika harus mengorbankan kaum muslimin sehingga mereka tercegah tidak bisa mendapatkan ilmu sebab ia hanya mengajar anak-anak penguasa.

Adz Dzahuli murka . dia memobilisasi “ulama” istana buat menjelek-jelekkan dan memfitnah Al Bukhari. Bahkan dia lalu mengusir Al Bukhari.

Imam Bukhari pun dengan tabah hijrah ke Samarqand. Sebulan sesudah Al Bukhari meninggalkan Bukhara, Adz Dzahuli lengser dan dijebloskan ke penjara. Anak-anaknya pula menghadapi musibah yang tidak biasa.

semenjak hijrah serta faktor usia jua, syarat kesehatan Al Bukhari semakin menurun. Imam Bukhari wafat di 256 H pada usia 62 tahun. tepat pada malam Idul Fitri.

Kaum muslimin berbondong-bondong menyampaikan penghormatan terakhir untuknya. Sholat jenazah dan menghadiri pemakamannya. Pemakaman ulama hadits yang tak terdapat duanya. beliau sudah tiada, tetapi ilmu dan karyanya terus kekal sepanjang masa.

telah membeli
45 minutes ago